Kontroversi Asal Usul Orang Batak: Sianjur Mula-mula

Batak adalah salah satu suku asli yang berasal dari Sumatera Utara. Suku ini banyak dijumpai di Pulau Samosir dan di wilayah Tapanuli Utara. Pulau Samosir sering dikatakan sebagai tempat asal-usul orang Batak. Mitos Batak mengatakan bahwa “Si Raja Batak” lahir di wilayah Samosir, lebih tepatnya di desa Sianjur Mula-Mula.
Sianjur Mula-Mula adalah salah satu kecamatan di kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Kecamatan ini cukup dekat dengan Pangururan, ibukota Kabupaten Samosir. Wilayah ini masih dianggap magis dan angker oleh beberapa orang, baik dari masyarakat setempat maupun orang yang berkunjung kesana. Karena itu, banyak orang-orang pergi ke tempat ini melakukan upacara ritual meminta kepada roh nenek moyang suatu kemudahan untuk mencapai harapan. Harapan yang biasa diminta ialah kemudahan mendapat jodoh, kekayaan, kesuksesan, dan sebagainya.
Menurut mitologi orang Batak, Si Raja Batak adalah manusia pertama yang ada di bumi. Namun, W.M. Hutagalung dalam bukunya yang berjudul Pustaha Batak: Tarombo dohot Turitirian ni Bangso Batak mengatakan bahwa manusia pertama adalah Raja Ihatmanisia dan Boru Itammanisia. Mereka berdua adalah anak seorang penghuni “Banua Ginjang” (surga) yang sudah lama tinggal di Banua Tonga (bumi) yang bernama si Borudeakparujar. Siborudeakparujar meninggalkan kedua anaknya itu dibumi (desa Sianjur Mula-Mula) bersama dengan Boru Naraja Inggotpaung dan Debata Asiasi. Raja Ihatmanisia mempunyai tiga orang anak, yang pertama Raja Miokmiok, kemudian anak yang kedua Patundal Nibegu, dan yang terakhir adalah Ajilampaslampas. Karena sesuatu masalah terjadi, Patundal Nibegu dan Ajilampaslampas meninggalkan Sianjurmula-mula dan pergi ke negeri yang jauh. Raja Miokmiok mempunyai satu anak yaitu Engbanua dan tiga cucu yaitu Raja Aceh, Raja Bonang-bonang, dan Raja Jau. Dari Raja Bonang-bonang lahir seorang anak bernama Tantan Debata yang nantinya akan melahirkan “Ompunta si Raja Batak”.
Namun mitologi tersebut hanyalah sekedar mitos, yang tidak lebih dan tidak kurang, hanyalah cerita fiktif belaka yang tidak bisa dipertahankan secara ilmiah. Hasil penelitian balai arkeologis Medan di desa Sianjur Mula-Mula, Ketut Wiradyana-arkeolog yang bekerja di Balai Arkeologi Medan- mengungkapkan bahwa usia orang Batak di Sianjur Mula-Mula masih berumur kira-kira lima ratus tahun. Tanah yang berada di Sianjur Mula-Mula itu masih sangat muda.
Jika hal tersebut benar, maka bisa dikatakan bahwa Sianjur Mula-Mula telah tercoret namanya sebagai daerah asal usul orang Batak. Karena saat ini marga-marga pada orang Batak telah mencapai pada generasi yang ke delapan belas hingga dua puluh delapan dari marga induknya. Hal ini justru diperkuat oleh pernyataan Idris Pasaribu-Budayawan asal Medan- yang mengatakan bahwa di Barus ditemukan sebuah batu yang diperkirakan ditulis pada tahun dua sebelum masehi yang bertuliskan “Dison do hita mian”, yang kalau dibahasa Indonesiakan kurang lebihnya seperti ini ”Disinilah kita bertempat tinggal”. Hal ini menjadikan kita berpikir, bukan tidak mungkin Barus menjadi daerah tumbuh berkembangnya orang Batak. Namun hal tersebut juga tidak bisa diterima mentah-mentah karena secara historis orang batak lebih menyenangi daerah pedalaman ketimbang daerah pesisir seperti di Barus.
Dengan demikian asal usul orang Batak bisa dikatakan masih menuai kontroversi. Sejarah belum bisa bisa membuktikannya secara ilmiah . Oleh karena itu, asal usul orang Batak merupakan “PR” berat bagi para sejarawan. Semoga senanantiasa hal ini dapat terbongkar dan menjadi sesuatu yang baru di sejarah Batak.


Robby Fibrianto Sirait

0 komentar:

Posting Komentar